PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mobilitas sosial (gerak sosial)
atau social mobility adalah suatu gerak dalam struktur sosial (social structure) yaitu pola-pola
tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial
mencakup sifat-sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan
antara individu dengan kelompoknya (Soekanto, 2012:219). Semua lapisan
masyarakat akan mengalami proses mobilitas sosial dengan cara yang beragam,
guna mengawasi perilaku dari invidu itu sendiri. Mobilitas sosial tersebut
bergerak ketika seorang individu berpindah dari satu posisi tingkatan ke
tingkatan yang lain, baik setara maupun berbeda.
Dalam era sekarang ini, masyarakat
berbondong-bondong untuk melakukan mobilitas sosial yang lebih baik dengan
anggapan agar hidup mereka bisa lebih bahagia. Namun melakukan mobilitas sosial
tidak semudah membalikkan telapak tangan.Mereka yang sudah memiliki mobilitas
yang tinggi bahkan menginginkan yang lebih tinggi lagi, karena bagi hampir
semua orang dengan memiliki tingkatan mobilitas sosial yang tinggi adalah suatu
kebanggaan, Sedangkan bagi masyarakat yang meiliki mobilitas yang rendah dan
tidak kunjung berubah, maka akan merasa kecil hati.
Melakukan pergeseran dalam gerak sosial
menjadi hal sangat penting bagi suatu kelompok sosial. Selain untuk
meningkatkan citra suatu kelompok, juga digunakan untuk memperbaiki tingkat
perekonomian dalam kelompok. Mobilitas yang terjadi pada masa lalu merupakan
mobilitas sosial yang masih berjalan sesuai dengan keadaan hidup. Berbeda
dengan yang sekarang, mobilitas sosial seringkali mengalami rekayasa dari
anggota kelompoknya. Penyebab utama dilakukannya rekayasa tersebut karena
sulitnya pencapaian mobilitas sosial pada era sekarang ini.
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial
yang berarti berpindahnya suatu kelompok dari kelas tertentu menuju ke kelas
yang lain. Perpindahan yang terjadi seringkali menyakitkan baik mental maupun
psikis suatu kelompok sosial, karena macam arah mobilitas yang berbeda-beda. Ada
yang berpindah dan ada juga yang tetap seperti semula. Mobilitas sosial didalam
prakteknya memang sangat sulit, diperlukannya adaptasi pada lingkungan yang
baru. Berbeda ketika perpindahan tidak mengharuskan perpindahan posisi
lingkungan, hal tersebut akan lebih mudah dilakukan suatu kelompok sosial untuk
beradaptasi. Mobilitas sosial ini dapat mencakup kelompok sosial maupun
individual.
Kalau kemungkinan mobilitas sosial
tidak ada, kelompok bawah berusaha terus untuk meningkatkan statusnya sebagai
kelompok (Sarwono,2005:92). Peningkatan status kelompok yang bisa dilakukan
dengan berbagai cara yaitu dengan meningkatkan status kelompok keatas, jika hal
itu tidak bisa dilakukan maka dengan cara meningkatkan kualitas kelompok
tersebut baik dalam segi kesenian dan budaya. Hal tersebut dilakukan agar citra
dari kelompok tersebut tidak dipandang jelek oleh kelompok yang lainnya.
Walaupun tidak berkembang dalam hal pendidikan, namun setidaknya dalam bidang
yang lain masih memiliki keunggulan dibandingkan dengan kelompok sosial yang
lain. Tinggi dan rendahnya mobilitas sosial kelompok maupun individu di dalam
masyarakat tergantung dengan bagaimana kondisinya. Pada masyarakat yang
memiliki kelas sosial terbuka, maka masyarakatnya memiliki tingkat mobilitas
yang tinggi. Sebaliknya masyarakat yang memiliki kelas sosial yang tertutup
cenderung memiliki tingkat mobilitas yang rendah. Hal itu disebabkan kelas
tersebut sulit menerima kemajuan atau modernisasi sehingga kelas sosial
tersebut monoton.
2.2
Jenis Mobilitas sosial
Menurut Soerjono
Soekanto (2012:220) tipe mobilitas sosial dibagi menjadi dua macam, yaitu :
a.
Mobilitas Sosial Horizontal
Mobilitas
sosial horizontal merupakan peralihan individu atau objek-objek sosial lainnya
dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat dan tanpa
mengubah posisi status sosialnya.
Contohnya
: Bu Maria adalah guru sejarah di SMA Negeri 3 Blitar, dikarenakan adanya
mutasi guru se-Kota Blitar maka Bu Maria dipindahkan ke SMA Negeri 1 Blitar.
Perpindahan yang dialami Bu maria tidak mengubah posisi status sosialnya
sebagai guru sejarah.
b.
Mobilitas Sosial Vertikal
Mobilitas
sosial vertical merupakan perpindahan individu atau objek sosial dari suatu
kedudukan sosial ke kedudukan lainnya, yang tidak sederajat. Sesuai dengan
arahnya, maka terdapat dua jenis mobilitas sosial yang vertical, yaitu :
1. Mobilitas
Sosial Vertikal Naik (Social-Climbing)
Memiliki dua bentuk utama, yaitu:
● masuknya
individu-individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih
tinggi
● pembentukan suatu
kelompok baru, yang kemudian ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi dari
kedudukan individu-individu pembentuk kelompok tersebut.
Contohnya : Pak Doni adalah guru sejarah
di SMA 2 Bekasi, karena memenuhi syarat maka beliau diangkat menjadi kepala
sekolah.
2. Mobilitas
Sosial Vertikal Turun (Social-Sinking)
Memiliki dua bentuk utama, yaitu :
● turunnya kedudukan individu ke
kedudukan yang lebih rendah derajatnya, dan
● turunnya derajat sekelompok individu
yang dapat berupa disintegrasi kelompok sebagai kesatuan.
Contohnya : Seorang polisi dipecat
karena telah melakukan tindakan criminal pembunuhan.
c.
Mobilitas Antargenerasi
Merupakan
mobilitas dua generasi atau lebih, yang ditandai dengan perkembangan taraf
hidup dalam suatu generasi. Hal yang ditekankan bukan berdasarkan perkembangan
keturunan itu sendiri, melainkan pada perpindahan status sosial suatu generasi
ke generasi yang lainnya.
d.
Mobilitas Intragenerasi
Mobilitas
sosial yang dialami oleh individu atau kelompok orang dalam satu generasi.
Contohnya : Deri dan Doni adalah kakak adik yang berkerja pada perusahaan yang
sama. Deri sebagai direksi, sedangkan Doni sebagai karyawan biasa
2.3
Determinan
Mobilitas Sosial
Determinan atau faktor dalam
mobilitas sosial dalam masyarakat umumnya dibagi menjadi dua hal, diantaranya
adalah faktor pendukung terjadinya mobilitas sosial dan faktor penghambat
terjadinya mobilitas sosial. Faktor pendukung mobilitas sosial menurut (Amin:2011)
diantaranya adalah :
A. Faktor
Struktural
Faktor struktural adalah jumlah relatif
dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta kemudahan untuk
memperolehnya. Contohnya ketidakseimbangan jumlah lapangan kerja yang tersedia
dibandingkan dengan jumlah pelamar kerja. Adapun yang termasuk dalam cakupan
faktor structural, yaitu :
● Struktur pekerjaan merupakan tingkatan
pekerjaan tiap masyarakat itu berbeda kedudukan sehingga yang berkedudukan
rendah akan terpacu untuk menaikkan kedudukan sosial ekonominya mengikuti
masyarakat berkedudukan tinggi.
● Perbedaan fertilitas merupakan keadaan
setiap masyarakat yang memiliki tingkat kelahiran yang berbeda. Tingkat
kelahiran berhubungan erat dengan jumlah jenis pekerjaan yang memiliki kedudukan
tinggi atau rendah. Hal ini tentu berpengaruh terhadap proses mobilitas sosial
yang akan berlangsung.
● Ekonomi ganda merupakan sistem ekonomi
yang terdiri dari ekonomi tradisional dan modern sperti yang ada di negara
Eropa maupun Amerika. Bagi masyarakat yang berada dalam tekanan sistem ekonomi
ganda seperti ini, mobilitasnya terrgantung pada keberhasilan dalam melakukan
pekerjaan di bidang yang diminatinya karena dalam masyarakat modern kenaikan status sosial sangat dipengaruhi
oleh faktor prestasi.
B. Faktor Individu
Faktor individu adalah kualitas orang
perorang baik ditinjau dari segi tingkat pendidikan, penampilan, maupun
keterampilan pribadi. Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor individu adalah
sebagai berikut:
● Perbedaan kemampuan, hal ini
disebabkan karena setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda.
● Orientasi sikap terhadap mobilitas,
karena setiap individu memiliki cara berbeda dalam meningkatkan mobilitas
sosialnya.
● Faktor kemujuran, karena usaha adalah
sebagai proses untuk meraih kesuksesan. Tetapi kemujuran tetap berada pada
posisi yang menentukan.
C. Faktor status sosial
Faktor ini diwariskan oleh orang tuanya
terhadap anak-anaknya.
D. Faktor Keadaan Ekonomi
Masyarakat desa yang melakukan urbanisasi karena akibat
himpitan ekonomi di desa. Masyarakat ini kemudian bisa dikatakan sebagai masyarakat
yang mengalami mobilitas, karena keadaan ekonomi yang nantinya memaksa individu
untuk melakukan mobilitas.
E. Faktor Situasi Politik
Kondisi politik suatu negara dapat menjadi penyebab terjadinya
mobilitas sosial, karena dengan kondisi politik yang tidak menentu akan sangat
berpengaruh terhadap struktur keamanan. Sehingga, memunculkan sebuah keinginan
masyarakat untuk pindah ke daerah yang lebih aman.
F. Faktor Kependudukan (demografi)
Dengan pertambahan jumlah penduduk yang pesat dapat
mengakibatkan sempitnya lahan pemukiman dan mewabahnya kemiskinan, sehingga
menuntut masyarakat untuk melakukan transmigrasi.
G. Faktor Keinginan Melihat Daerah Lain
Apabila keinginan melihat daerah lain
itu dikuasai oleh jiwa yang mengembara akan memunculkan niat individu untuk
pindah ke daerah lain dan melakukan mobilitas sosial.
Selain faktor pendorong terjadinya mobilitas sosial,
ada juga faktor yang menghambat terjadinya mobilitas sosial. Faktor-faktor penghambat tersebut diantaranya:
● Faktor Kemiskinan, merupakan faktor penghambat
yang sering terjadi dalam masyarakat. Hal ini disebabkan adanya kendala akan
biaya untuk merubah gerak sosialnya. Contohnya, seorang anak yang berhenti
sekolah karena tidak mampu membayar SPP. Contoh tersebut mengakibatkan seorang
individu tidak dapat memperbaiki status sosial keluarganya.
● Faktor Diskriminasi Kelas, tingkat diskriminasi terhadap masyarakat dari kalangan
yang mampu hingga kurang mampu seringkali menjadi faktor utama. Sehingga ada
pepatah yang mengatakan “yang kaya semakin kaya, dan yang miskin semakin
miskin”.
● Faktor Perbedaan Ras dan
Agama, latar belakang ras dan agama bisa saja menjadi faktor-faktor penting
yang mempengaruhi kemungkinan maupun peluang seseorang untuk melakukan
mobilitas vertikal naik.
● Faktor Perbedaan Jenis
Kelamin, hal ini disebabkan masyarakat umum beranggapan bahwa laku-laki lebih
hebat dibandingkan dengan perempuan. Dengan demikian, gerak perempuan lebih
dibatasi dalam perkembangannya.
● Faktor Pengaruh Sosial
yang Sangat Kuat, hal ini dikarenakan pergaulan seorang individu. Ketika
pergaulan bersama dengan kelompok bermobilitas naik, maka ada keinginan untuk
menyamakan derajatnya.
2.4 Dampak Mobilitas Sosial
Setiap apa yang dilakukan seseorang akan menuai
konsekuensi dari apa yang sudah dilakukan. Adapun dampak yang terjadi akibat
mobilitas sosial baik dari segi postif maupun negative. Dampak positif menurut
(Rafi:2012) yaitu :
1.
Mendorong
seseorang agar lebih maju, adanya kesempatan membuat seseorang termotivasi
dalam meningkatkan prestasi guna memperbaiki kedudukan status sosialnya.
2.
Mempercepat
tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik, dalam hal ini
pendidikan berperan penting di dalamnya.
3.
Meningkatkan
integrasi sosial, melakukan pembauran terhadap lingkungan sekitar sehingga
mudah dalam berinteraksi.
Dampak negatif akibat
terjadinya mobilitas sosial diantaranya yaitu :
1.
Terjadinya konflik, hal ini biasanya
disebabkan karena adanya penolakan masyarakat lama terhadap kedatangan orang
baru dalam kelompoknya, perebutan terhadap kekuasaan, dan perbedaan dalam
menghayati konsep lama terhadap konsep baru.
2.
Timbulnya gangguan psikologi, hal ini
biasanya terjadi pada sesorang atau kelompok sosial yang mengalami gerakan
mobilitas vertikal turun. Penurunan status sosial daripada status sebelumnya
menyebabkan keminderan dalam diri seseorang, rasa malu, serta sulitnya menerima
kenyataan menyebabkan gangguan kejiwaan dan sulitnya beradaptasi terhadap
lingkungannya yang baru.
2.5
Mobilitas
Sosial dalam Masyarakat Multikultural
Masyarakat adalah sekelompok
individu yang mempunyai hubungan dan memiliki kepentingan bersama serta
memiliki budaya (Haryanto, 2011:1). Maksud dari masyarakat multikultural
sendiri adalah masyarakat yang memiliki beraneka budaya. Seperti halnya
masyarakat Indonesia memiliki suku, ras, agama yang berbeda-beda. Namun
perbedaan tersebut tidak memadamkan semangat kebersamaan diantara satu dengan
yang lainnya. Masyarakat dapat dibagi menjadi masyarakat desa dan masyarakat
kota :
a.
Masyarakat
pedesaan
Merupakan sistem yang berkelompok atas
dasar kekeluargaan, hubungan antara masyarakatnya lebih erat dan mendalam
dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Sebagian besar masyarakat desa
bermata pencaharian petani, pekerjaan selain pertanian hanya pekerjaan sambilan
saja karena bila tiba masa panen atau masa menanam padi, pekerjaan-pekerjaan
sambilan tersebut ditinggalkan. Pergerakan sosial atau mobilitas sosial dalam
masyarakat pedesaan biasanya akan lebih rendah. Hal tersebut dikarenakan sifat
masyarakat pedesaan yang lebih tertutup dengan hal-hal yang baru. Mereka
beranggapan bahwa cara-cara tradisional masih dapat memberikan jaminan ekonomi
dalam keluarga mereka.
b.
Masyarakat
Perkotaan
Merupakan sistem
berkelompok yang individual, kelompok sosialnya bersifat lebih terbuka
dibandingkan dengan masyarakat pedesaan. Sehingga masyarakat kota sebagian
besar memiliki tingkat mobilitas sosial yang lebih tinggi. Menurut masyarakat
kota mobilitas sangat penting, karena mereka lebih ingin memperbaiki taraf
hidupnya serta memiliki mobilitas yang tinggi merupakan suatu kebanggaan
tersendiri bagi mereka. Terbukanya akan hal yang baru membuat masyarakat kota
lebih mudah menerima wawasan-wawasan yang baru. Tingkat pendidikan menjadi
sangat penting untuk nantinya mendapatkan pekerjaan yang layak. Faktor gengsi
menjadi salah satu penyebab maraknya mobilitas di kota. Masyarakat di kota
berusaha lebih tinggi dibandingkan masyarakat di desa, karena mereka lebih
ingin dianggap modern dari masyarakat di desa. Pekerjaan menjadi tolak ukur
masyarakat dalam pergaulan, berbeda terbalik dengan kehidupan di kota.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perpindahan
mobilitas sosial memiliki berbagai macam arah yang berbeda-beda, tergantung
dari individu yang melakukan mobilitas sosial. Seorang individu atau kelompok
yang gagal melakukan mobilitas sosial, mereka melakukan pengembangan citra
kelompoknya melalui bidang lain diantaranya budaya dan olahraga. Dengan
demikian kelompok tersebut tidak merasa kecil hati karena memiliki kelebihan di
bidang yang lain.
Mobilitas
sosial memiliki beberapa jenis pergerakan sosial, diantara pergerakan tersebut
yaitu mobilitas sosial horizontal, mobilitas sosial vertikal naik, mobilitas
vertikal turun, mobilitas sosial antargenerasi, dan mobilitas sosial intragenerasi.
Dari beberapa bentuk mobilitas sosial, memiliki ciri-ciri yang berbeda satu
dengan yang lainnya.
Faktor terjadinya mobilitas sosial dibagi menjadi
dua macam. Faktor tersebut ialah faktor pendorong mobilitas sosial dan faktor
penghambat mobilitas sosial. Faktor pendorong merupakan faktor yang mendukung
atau memfasilitasi hingga proses dari mobilitas sosial berjalan. Sedangkan
faktor penghambat merupakan faktor yang menghambat atau faktor yang kontra
terhadap berjalannya proses mobilitas sosial. Keduanya memiliki faktor yang
bertolak belakang.
Selain
faktor mobilitas sosial, terdapat juga dua dampak yang ditimbulkan dari
mobilitas sosial. Dampak tersebut ialah dampak positif juga dampak negatif.
Dampak positif merupakan akibat dari terjadinya mobilitas sosial yang
menguntungkan pihak yang melakukan mobilitas sosial, sedangkan dampak negatif
merupakan akibat dari terjadinya mobilitas sosial yang justru merugikan orang
yang melakukan mobilitas sosial.
Masyarakat
memiliki kebudayaan yang beragam, ada masyarakat Kota dan ada juga masyarakat
desa. Keduanya memiliki ciri mobilitas yang berbeda-beda. Masyarakat Kota lebih
terbuka menerima hal-hal yang baru, sehingga tingkat mobilitas sosialnya lebih
tinggi. Sedangkan masyarakat desa lebih tertutup dibandingkan dengan keadaan
masyarakat di kota, hal itu dikarenakan pemikiran masyarakat desa yang masih
tradisional.
DAFTAR RUJUKAN
Haryanto, D. 2011. Pengantar Sosiologi Dasar. Jakarta: PT
Prestasi Pustakaraya.
Rafi.
2012. Migrasi dan Mobilitas Sosial
(Perpindahan), (Online), (file:///C:/Users/user/Documents/mobilitas%20sosial/migrasi-dan-mobilitas-sosial-perpindahan.html),
diakses 17 Maret 2013
Sarwono,
SW. 2005. Psikologi Sosial Psikologi
Kelompok dan Psikologi Terapan. Jakarta: Balai Pustaka.
Soekanto, S. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar